Selasa, 05 Februari 2013

[Tanggapan saya] soal huru hara kasus Sapi Impor


Akhir-akhir ini hampir setiap malam televisi membicarakan yang cetar membahana. Bagai petir di siang hari sebuah berita menuai headline di berbagai pemberitaan. Itulah pemberitaan Pak Ustadz Luthfi yang tersangkut kasus korupsi daging import. Sebenarnya saya juga tidak mengenal apalagi mengetahui siapa itu Bapak Luthfi, ternaya beliau ini presiden PKS. PKS ini adalah salah satu partai yang mengaku berideologi Islam di Indonesia. PKS sudah terdaftar menjadi partai di pemilu 2014. Unik bagi saya disini karna partai ini yang berslogan bersih lalaaa~ kemudian menjadi tersangka presidennya. Langsung ditahan bukan diperiksa dahulu. Mungkin KPK sudah yakin benar Bp. LHI ini adalah tersangkanya, tanpa periksa zap langsung ditangkap. Sudah saatnya bagi saya KPK menunjukan kejantanannya bagi saya, kalau sudah yakin langsung saja ditangkap. Bukan maksud saya memprovokasi KPK agar tidak menangkap tanpa bukti.
Minggu kemarin saya berkesempatan mengikuti pengajian bersama ibu saya di pengajian gurunya ibu saya (Bang Deby). Nah! Diluar dugaan Bang Debby ini adalah teman sepengajian Pak LHI dan beberapa petinggi PKS lainya. Saya juga baru tau dari Beliau, dia ini sebenarnya bisa dibilang anak baik.  Anak yang lahir ke keluarga baik-baik kemudian Bapak dan Ibunya mendidiknya dengan cara yang baik-baik pula. Bukan orang yang awalnya preman kemudian mendapat hidayah menjadi baik, bukan! Bapak LHI ini pernah menjadi santri salah satu pesantren yang amaat terkenal dan terbukti banyak lulusannya yang berdedikasi tinggi di Jawa Timur a.k.a Ponpes Gontor. Saya tidak tau pasti riwayat hidupnya yang saya ingat ia pernah menuntut ilmu di Timur Tengah sana. Coba tebak apa… apa.. jurusannya. Pendidikan dakwah, pantaslah ia digelari Ustadz.
Malam ini saya bericara dengan ibu saya, “bu dia itu sebenarnya orangnya baik aku pernah liat di TV dia pernah jadi kepala departermen seni di Gontor, semoga kalo dia beneran salah bukan terduga dia sadar terus dia insyaf”kemudian ibu saya menjawab “susah sih ma, ibu tuh sedih sebenarnya denger orang yang sebenernya baik tapi kayak gitu kalo udah dikuasain uang. Dia kan temen ngajinya Bang Deby dulu.  ibu suka uang sebenarnya tapi ibu selalu dzikir biar ibu selalu dilindungi Allah”
Disini sebenarnya saya sadar mungkin memang manusia cenderung kepada hawa nafsu, syahwat, kekayaan, kekuasaan dsb… Terbukti semenjak zaman kompeni 350 tahun menjajah Indonesia demi kekayaan dan kekuasaan. Ketika manusia terus menerus mengejar kekayaan sesungguhnya ia akan terus menerus haus namun ia meminum air laut. Jadi seakan-akan tidak ada habisnya. Pelajaran saya bisa belajar dari sebuah peristiwa besar ini yang sudah sekolah pendidikan dakwah saja bisa tergoda dengan kekayaan dan kekuasaan lalu…. Saya? Semoga hati saya selalu dijaga oleh Allah. Kalau nanti ketika saya sudah berkerja mungkin saya tidak berkuasa atau tidak kaya saya ingin agar saya tetap bersyukur kepada Allah. Karna benar kata ibu saya disetiap kejadian pasti ada hikmah didalamnyaJ

Tidak ada komentar:

Posting Komentar