Akhir-akhir
ini hampir setiap malam televisi membicarakan yang cetar membahana. Bagai petir
di siang hari sebuah berita menuai headline di berbagai pemberitaan. Itulah
pemberitaan Pak Ustadz Luthfi yang tersangkut kasus korupsi daging import.
Sebenarnya saya juga tidak mengenal apalagi mengetahui siapa itu Bapak Luthfi,
ternaya beliau ini presiden PKS. PKS ini adalah salah satu partai yang mengaku
berideologi Islam di Indonesia. PKS sudah terdaftar menjadi partai di pemilu
2014. Unik bagi saya disini karna partai ini yang berslogan bersih lalaaa~
kemudian menjadi tersangka presidennya. Langsung ditahan bukan diperiksa
dahulu. Mungkin KPK sudah yakin benar Bp. LHI ini adalah tersangkanya, tanpa
periksa zap langsung ditangkap. Sudah saatnya bagi saya KPK menunjukan
kejantanannya bagi saya, kalau sudah yakin langsung saja ditangkap. Bukan
maksud saya memprovokasi KPK agar tidak menangkap tanpa bukti.
Minggu
kemarin saya berkesempatan mengikuti pengajian bersama ibu saya di pengajian
gurunya ibu saya (Bang Deby). Nah! Diluar dugaan Bang Debby ini adalah teman
sepengajian Pak LHI dan beberapa petinggi PKS lainya. Saya juga baru tau dari
Beliau, dia ini sebenarnya bisa dibilang anak baik. Anak yang lahir ke keluarga baik-baik kemudian
Bapak dan Ibunya mendidiknya dengan cara yang baik-baik pula. Bukan orang yang
awalnya preman kemudian mendapat hidayah menjadi baik, bukan! Bapak LHI ini
pernah menjadi santri salah satu pesantren yang amaat terkenal dan terbukti
banyak lulusannya yang berdedikasi tinggi di Jawa Timur a.k.a Ponpes Gontor.
Saya tidak tau pasti riwayat hidupnya yang saya ingat ia pernah menuntut ilmu
di Timur Tengah sana. Coba tebak apa… apa.. jurusannya. Pendidikan dakwah,
pantaslah ia digelari Ustadz.
Malam ini
saya bericara dengan ibu saya, “bu dia itu sebenarnya orangnya baik aku pernah
liat di TV dia pernah jadi kepala departermen seni di Gontor, semoga kalo dia
beneran salah bukan terduga dia sadar terus dia insyaf”kemudian ibu saya
menjawab “susah sih ma, ibu tuh sedih sebenarnya denger orang yang sebenernya
baik tapi kayak gitu kalo udah dikuasain uang. Dia kan temen ngajinya Bang Deby
dulu. ibu suka uang sebenarnya tapi ibu
selalu dzikir biar ibu selalu dilindungi Allah”
Disini
sebenarnya saya sadar mungkin memang manusia cenderung kepada hawa nafsu,
syahwat, kekayaan, kekuasaan dsb… Terbukti semenjak zaman kompeni 350 tahun
menjajah Indonesia demi kekayaan dan kekuasaan. Ketika manusia terus menerus
mengejar kekayaan sesungguhnya ia akan terus menerus haus namun ia meminum air
laut. Jadi seakan-akan tidak ada habisnya. Pelajaran saya bisa belajar dari
sebuah peristiwa besar ini yang sudah sekolah pendidikan dakwah saja bisa
tergoda dengan kekayaan dan kekuasaan lalu…. Saya? Semoga hati saya selalu
dijaga oleh Allah. Kalau nanti ketika saya sudah berkerja mungkin saya tidak
berkuasa atau tidak kaya saya ingin agar saya tetap bersyukur kepada Allah.
Karna benar kata ibu saya disetiap kejadian pasti ada hikmah didalamnyaJ
Tidak ada komentar:
Posting Komentar