Sore itu
saya sehabis membeli beberapa buku di Blok-M Square, saya sempatkan diri saya
shalat Ashar di mushallanya. Ketika saya
sedang shalat ada lagu Nidji yang diputar “indahnya bercinta di dunidunia ,indahnya
bercinta saat muda, Cinta paling indah” huff gerutu saya dalam hati gimana mau
khusyu kalo musholanya kedengaran lagu gini.
Ternyata
saya baru tau khusyu itu….
Jadi begini,
ibu saya menerapkan metode baru membaca Al-Qur’an sudah semenjak kecil saya
dibiasakan sehabis Maghrib membaca Al-Qur’an (tapi sekarang kadang kalo dikosan
suka skipL) tapi dia sekarang menekaknkan lebih baik
membaca tafsir daripada membaca tapi tidak tau artinya. Jadi saya akan membaca
kemudian saya akan menceritakanya kepada ibu. Sampailah saya di Surat
Al-Baqarah, yang tafsirnya intinya berbunyi untuk khusyu dalam salat.
Kemudian..
kamu tau khusyu itu apa artinya?
Nah, hari
ini saya juga baru tau. Jadi ibu saya memberikan perumpamaan seperti ini,
ketika ibu saya dalam perjalanan pulang transit di bandara Abu Dhabi ia bertemu
dengan sekeluarga terdiri ayah dan ibu dan tiga orang anak. Sang ibu
menggendong anaknya begitu dan dua anaknya sedang bermain-main tiba-tiba saja
anaknya hilang. Bapaknya kemudian panic, kemudian ia berlarian kalang kabut
mencari anaknya. Ibu saya mendeskripsikan ketika itu sikedua orang tua sedang
khusyu mencari anaknya. Mereka mahfum dengan suasana di bandara itu, bukan
berarti indera mereka tidak berkerja mereka mendengar suara dan melihat justru
ketika mereka kalang kabut mereka tetap berlarian menggunakan mata agar tidak
tertabrak. At the end the point is khusyu bukan berarti indera tidak bekerja
tapi itu adalah keadaan ketika kamu sedang serius melakukan sesuatu dan selurah
konsentrasi tertuju pada kegiatan itu maka kamu tidak akan berkonsentrasi
kepada hal lain. Ibu kasih contoh pada saat jaman sahabat ketika ada seseorang
yang kakinya sakit dan harus diamputasi orang ini meminta agar ia dipotong
kakinya ketika sholat. Dan ketika kakinya dipotong waktu sholat ia tidak
merasakan sakit saking ‘khusyu’nya sholatnya. Subhanallah. Contoh lain ketika
berperang di jaman Nabi. Prajurit-prajurit harus bergantian berjaga. Ketika itu
ada dua prajurit di tempat itu yang satu tertidur yang satu terjaga, yang
sedang terjaga melakukan shalat. Ketika ia sedang shalat ada yang memanahnya
dari belakang tubuhnya sudah bersimbah darah namun saking khusyunya ia shalat
dan ia tidak mau membatalkan shalatnya ia tetap melanjutkan shalatnya. Ia tau
ia dipanah, ia merasakan sakit tapi otaknya sudah terlalu sibuk terlalu sibuk
berdialog dengan Allah. Indahnya JJ
kalo saya bisa begitu. Ibu juga bilang khusyu seperti tingkatan dalam sekolah
ada tingkatanya, tapi kita bisa mengukur sudah khusyu kah kita. Kalo ada suara
tv atau lagu dan kita mendengarnya kemudian berujar dalam hati sudah tentu kita
belum khusyu.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar