Rabu, 23 Januari 2013

[Petuah Ibu] Khusyu itu


Sore itu saya sehabis membeli beberapa buku di Blok-M Square, saya sempatkan diri saya shalat Ashar di  mushallanya. Ketika saya sedang shalat ada lagu Nidji yang diputar “indahnya bercinta di dunidunia ,indahnya bercinta saat muda, Cinta paling indah” huff gerutu saya dalam hati gimana mau khusyu kalo musholanya kedengaran lagu gini.

Ternyata saya baru tau khusyu itu….

Jadi begini, ibu saya menerapkan metode baru membaca Al-Qur’an sudah semenjak kecil saya dibiasakan sehabis Maghrib membaca Al-Qur’an (tapi sekarang kadang kalo dikosan suka skipL)  tapi dia sekarang menekaknkan lebih baik membaca tafsir daripada membaca tapi tidak tau artinya. Jadi saya akan membaca kemudian saya akan menceritakanya kepada ibu. Sampailah saya di Surat Al-Baqarah, yang tafsirnya intinya berbunyi untuk khusyu dalam salat.
Kemudian.. kamu tau khusyu itu apa artinya?
Nah, hari ini saya juga baru tau. Jadi ibu saya memberikan perumpamaan seperti ini, ketika ibu saya dalam perjalanan pulang transit di bandara Abu Dhabi ia bertemu dengan sekeluarga terdiri ayah dan ibu dan tiga orang anak. Sang ibu menggendong anaknya begitu dan dua anaknya sedang bermain-main tiba-tiba saja anaknya hilang. Bapaknya kemudian panic, kemudian ia berlarian kalang kabut mencari anaknya. Ibu saya mendeskripsikan ketika itu sikedua orang tua sedang khusyu mencari anaknya. Mereka mahfum dengan suasana di bandara itu, bukan berarti indera mereka tidak berkerja mereka mendengar suara dan melihat justru ketika mereka kalang kabut mereka tetap berlarian menggunakan mata agar tidak tertabrak. At the end the point is khusyu bukan berarti indera tidak bekerja tapi itu adalah keadaan ketika kamu sedang serius melakukan sesuatu dan selurah konsentrasi tertuju pada kegiatan itu maka kamu tidak akan berkonsentrasi kepada hal lain. Ibu kasih contoh pada saat jaman sahabat ketika ada seseorang yang kakinya sakit dan harus diamputasi orang ini meminta agar ia dipotong kakinya ketika sholat. Dan ketika kakinya dipotong waktu sholat ia tidak merasakan sakit saking ‘khusyu’nya sholatnya. Subhanallah. Contoh lain ketika berperang di jaman Nabi. Prajurit-prajurit harus bergantian berjaga. Ketika itu ada dua prajurit di tempat itu yang satu tertidur yang satu terjaga, yang sedang terjaga melakukan shalat. Ketika ia sedang shalat ada yang memanahnya dari belakang tubuhnya sudah bersimbah darah namun saking khusyunya ia shalat dan ia tidak mau membatalkan shalatnya ia tetap melanjutkan shalatnya. Ia tau ia dipanah, ia merasakan sakit tapi otaknya sudah terlalu sibuk terlalu sibuk berdialog dengan Allah. Indahnya JJ kalo saya bisa begitu. Ibu juga bilang khusyu seperti tingkatan dalam sekolah ada tingkatanya, tapi kita bisa mengukur sudah khusyu kah kita. Kalo ada suara tv atau lagu dan kita mendengarnya kemudian berujar dalam hati sudah tentu kita belum khusyu.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar