Jaman
sekarang..
Setelah saya
kuliah saya baru sadar. Tidak ada lagi guru di perkuliahan, yang ada hanyalah
dosen tau dosen itu bertugas apa? Hanya member tau ini hanya interaksi antara
satu individu dengan kelompok yang lain. Sadar, saya sadar hal itu. Berbeda ketika
di sekolah guru layaknya seorang guru menuntut kita untuk bisa sebenarnya
banyak juga sih guru yang tidak seperti itu ketika saya menginjak bangku SMP. Mala mini, ketika saya membaca Andy’s Corner
(buku karangan dari Andy F. Noya) tling seketika itulah bunyi yang ada di otak
saya. Saya ingin menceritakan guru saya untuk dikenang, untuk dipelajari dan
hanya ingin menumpahkan keluh kesah saya (EAAAA).
Ketika saya
SMA.. saya bertemu seorang guru berperawakan tidak terlalu tua. Beda dengan
guru sewaktu saya SMP, awalnya saya pikir dia menyenangkan, mempunyai sense of
humor yang baik. Saya merasa dia guru yang berjiwa ‘muda’ karna bercandaanya
bisa saya pahami. Tetapi, suatu ketika
fakta itu terungkap. Hilang-hilang kesan baik saya terhadapnya seperti ditiup
angin tapi disisi lain saya sadar mungkin dia khilaf atau mungkin hanya ingin
menambah uang dikantong. Sebut saja si X
in menurut teman saya selaku saksi ia
melihat si X ini membagikan jawaban UTS. Dan anak-anak yang les kedia dijamin
akan mendapatkan nilai yang bagus untuk mata pelajaran itu. Karna, seluruh
soalnya sama. Di pikiran saya, saya mulai menangkis pikiran buruk saya, saya
berusaha membuat persepsi baik tentang si X ini. Saya berfikir itukan sama saja
ia memberikan latihan soal mungkin memang kebetulan sama atau dibuat sama atau
ini kan imbalan karna mereka sudah membayar si X. Tapi sekelumit pikiran buruk
telah meracuni pikiran saya,ingat saya mulai hari itu dimata saya guru itu
bukan guru yang pintar mengguyon. Bercandanya terasa krikrik ketika ia
melontarkannya dikelas. Ketika saya sudah selesai SMA saya tersadar, terdengar
sakrkastik tapi saya berusaha ikhlas toh iya selama ini mengajar dengan metode
benar dan ilmu yang saya dapatkan dikelas juga berguna hingga sekarang saya
dibangku kuliah. Kenapa saya harus memasalahkan nilai..? itukan cuman sebagian
kecil dari angka yang tertera di rapot.
P.S: Saking
saya sebalnya dengan si X ini saya pernah menggambarnya sedang makan es-krim dengan latar belakangnya
hujan uang. Maksud saya dia mata duitanK
Tidak ada komentar:
Posting Komentar