Ini adalah cerpen yang saya buat Saya kurang tau akan berakhir di akhir atau menggantung karna saya malas menceritakannya tapi lebih baik saya memulainya,tidak perduli apa yang akan terjadi nanti.
Saya,didalam sebuah apartment saudara teman saya. Tepatnya di Manhattan Street,ya kami sedang berada di Amerika Serikat. Negeri adidaya itu. Saya lihat ke luar jendela terlihat di sepanjang jalan sana gedung tinggi menjulang. Entah apa gedung-gedung itu seperti sombong ingin menunjukan siapa yang paling tertinggi. Saya dan teman saya akan menghabiskan waktu selama seminggu lebih ditempat ini. Sebetulnya,ia ada urusan pekerjaan. Tapi urusan pekerjannya akan selesai dalam dua hari kedepan,kemudian setelah itu ya kami akan berkeliling kota. Memandang kota New York dengan segala gemerlap yang ada. Teman saya berdama Kina,kemudian saudaranya yang memberikan tumpangan kepada saya adalah Jidi. Jidi adalah wanita Indonesia yang baik,ia mempunnyai karir bagus di sini. Sudah hampir lima tahun ia menetap disini. Jidi bisa dibilang sangay welcome,ia mempersiapkan segala kebutuhan kami. Makan,mandi dan tempat untuk beristirahat. Mungkin karena kita berasal dari rumpun yang sama. Tapi Jidi sangat sibuk ia mungkin tidak akan punnya bannyak waktu untuk mengajak jalan kami ini. Sang pejalan amatir. Ini adalah kali pertama saya ke luar negri. Serius,baru di umur ke-20tahun ini akhirnya saya bisa selamat mendarat di tanah kehidupan orang lain. Walau kuliah diselingi belajar Bahasa Inggris. Tapi sedikit kagok juga ketika berhadapan langsung dengan orang asik. Semua kedatagan saya kesini benar-benar tidak disengaja. Kebetulan saya menang kuis. Yang hari keberangkatanya sehari setelah Kina berangkat. Jadi,sebenarnya saya hannya akan menganggur menunggu Kina satu hari kedepan. Saya berharap semuanya lancar.
Ternyata semua di luar dugaan cuaca seminggu ini hujan dan saya baru tau fakta kalau Kina malas berjalan jauh. Coba saya tau jauh-jauh hari. Mungkin akan lebih baik kalo saya jual tiket ini. Humm..pikiran saya melangkang buana kalo tiket ini saya jual uang nya bisa saya pakai untuk membeli ponsel atau kamera baru. Mennyesal saya dalam hati. Kina lebih suka menghabiskan waktunya di dalam kamar. Entah apa yang dikerjakannys. Kalo begitu ini semua kan bisa dikerjakan di tempat asal kami. Tapi bisa apa saya. Saya itu orangnya gaenak untuk protes atau apa. Rasanya kurang pas saja.
Jujur saya bingung apa yang akan terjadi nanti apa lebih baik saya berjalan jauh tanpa memperdulikam arah atau terus diam merasa tidak enak seperti ini.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar