Senin, 02 Juli 2018

Kenapa orang jaman sekarang gamau punya anak banyak?




Hay. Its me Ima. Aga random si. Tapi I’ve just listened to TOEFL Practice test, its abt fertility rate and birth rate and I think Im better put my opinion here.  


Karna dengerin tentang listening itu, aku jadi kepikiran suatu pertanyaan kenapa ya orang jaman sekarang ko gamau punya anak banyak? Aku liat sendiri generasi nenek aku anaknya 5-8 orang, mereka gapake KB, trs liat ke generasi ibu-tante-om aku anaknya antara 2-3, dan sekarang aku liat generasi sepupu aku yang udah nikah aku liat mereka rata-rata punya 1-2 anak. 


Yaiyalah jaman sekarang kan beda sama jaman dulu. Sekarang tu apa-apa mahal jaman dulu tu makanan murah. Apa iya? Tapi kan kalo dibanding dengan jaman dulu pendapatan jaman sekarang juga banyak. Ya otomatis makanan akan lebih mahal. Aku ngeliat bukan ‘apa-apanya yang mahal’. Tapi standar orang hidup yang sekarang udah mahal. Banyak standar-standar social yang dibuat berdasarkan level social dan sekarang level social lebih kompeks. Makin banyak benda-benda yang dibuat untuk menunjukan status social. Seperti contoh mobil. Jaman dulu mana ada si mobil, paling sepeda. Teknologi sepeda kan juga ga semahal mobil.  Banyak orang juga suka menilai kebahagiaan berdasarkan kepemilikan benda . Ya emang ada benernya sih, tapi ga selalu bener wkwkwkw. Beberapa sumber yang aku baca,  anak  milenial memiliki kebutuhannya jalan-jalan. Apalagi sekarangnya dengan kemajuan teknologi transportasi yang jelas semua udah serba mudah-cepat-praktis mau ke Eropa ya tinggal naik pesawat, 12-14 jam sampe. Lah dulu orang jaman dulu mana ada si kepikiran ke Eropa. Neneku aja cerita dulu tu kalo mau naik haji itu naik kapal nya aja harus dua minggu dulu. Kalo ke Eropa, bisa sampe sebulan naik kapal.  Jadi intinya makin mudah orang untuk menunjukan aku tuh punya A-B-C-D-E-F-G. Aku udah bisa ke A-B-C-D-E-F. 


Kedua banyak orang tua yang sekarang menginginkan peluang kehidupan yang lebih baik bagi ananknya. Sebelum lahir, udah dipikirin tuh pendidikannnya gimana, makanannya apa, mainannya apa, siapa yang ngurusin. Intinya butuh biaya berapa untuk membesarkan anak. Orang tua itu kodratnya ingin menginginkan kehidupan anak yang baik. Dan aku melihat dengan standar hidup yang tinggi dan keinginan orang tua yang meninginkan peluang kehidupan anak yang baik. Ini udah bikin orang tua pnya 1001 alasan untuk gapunya anak sebanyak orang jaman dulu. 


Selain itu aku juga kepikiran sih kenapa apa-apanya mahal , ya karna manusianya semakin banyak di Indonesia sendiri. Angka kelahiran lebih banyak daripada angka kematian. Ya berarti harus lebih banyak uang yang beredar di masyrakat. Dan uang (alat tukar) itu limited. Kalo uangnya langka. Trs? Ya barang akan semakin mahal. Aku melihat juga distribusi uang itu ga merata, Yang kaya tu kayaaa banget yang miskin tu miskinn banget (di Indonesia) . Ya itu juga factor yang menyebabkan barang-barang sekarang jadi serba mahal. Distribusinya ga merata. Efek lainnya karna bank di Indonesia motly pake system riba. 


Kebetulan aku udah pernah visit tempat yang penduduknya super banyak dan pertumbuhannya terus positif China, dan penduduk yang pertumbuhannya minus yaitu Jepang. Dari kedua visit aku belajar kalo ekonomi suatu negara dipengaruhi oleh banyaknya penduduk. Bisa jadi suatu senjata, kalo kualitas penduduknya baik. Tapi bisa jadi beban negara juga kalo kualitas penduduknya tidak baik. Negara bisa jadi akan kehabisan uang apabila memiliki penduduk dengan kualitas buruk. Kualitas itu sebenernya banyak sih komponennya. Aku contoh aja kesehatan dan Pendidikan. Dua komponen ini penting menurut aku. Karna kalo ga berpendidikan otomatis orang akan lebih cenderung untuk melakukan kejahatan , dan ini akan berdampak pada makin besarnya beban negara di sector kemanan (White collar crimes jg karna minimnya pendidikan loh). Kesehatan juga berdampak, kalo orangnya pada sakit otomatis kan beban negara tambah banyak yah.  Menurut aku pribadi, banyak penduduk itu ga menjamin suatu negara itu sejahtera dan kaya, kalo tidak adanya kualitas. Sedikit penduduk juga bukan berarti pendapatan negara tersebut sedikit dan sejahteranya berkurang. Kembali lagi kepada kualitas. Bagaimana kualitas dapat dibangun? Tentu dari kelompok formal terkecil yaitu keluarga.  

Yauda de segini dulu aja yah. Selamat berkerja untuk mencari penghidupan yang baik bagi diri sendiri dan keluarga.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar