Minggu, 22 April 2012
Saat itu di dalam bus
Sekarang semua orang patut waspada dimana ada kesempatan disitulah ada kejahatan. Kejadian yang saya alami ini terjadi di dalam bus 102 dengan rute Tanah Abang-Ciputat. Perjalanan saya dimulai dari ketika itu ingin pulang Gelora Bung Karno. Waktu itu ada tes lari yang harus saya ikuti senagai salah satu syarat mengisi nilai ujian praktek. Pelajaran Olahraga memang terlihat sangat merepotkan,karna ada tiga tempat umtuk pengambilan nilai dan saya tipe orang yang tidak senang mengikuti pelajaran olahraga. Ketika pulang kami jalan ke depan GOR sama-sama namun sesampai diujung jalan kami berpisah, Ada teman saya yang naik ojeg dan taxi. Badan rasanya sudah harus cepat-cepat dikembalikan ke rumah. Rasanya berkeringat,kotor dan lepek. Muka dan rambut juga sudah terlihat lagi seperti apa bentuknya, Untungnya saya tidak melihat kaca :p bisa shock duluan. Awalnya ingin naik bis lain 615 karna kalo kerumah saya cuman sekali. Tetapi karna sudah penuh sekali,saya memutuskan untuk naik bis 102 mengikuti rombongan teman-teman saya yang dua diantaranya akan turun di Mayestik. Semua terlihat normal-normal saja,namun ketika sudah sampai di depan Sency bus sudah mulai penuh. Yang awalnya benar-benar kosong hannya saya dan teman-teman saya sekarang sudah terlihat beberapa orang berdiri. Terlihat kursi di sebelah teman saya, Nurul juga sudah terisi oleh bapak-bapak sekitar empat puluhan ke atas. Sebelah saya, Hanni saya dan dia terpaku dengan aktivitas masing-masing. Dia sibuk memantau berita tentang boyband korea. Yang memang sekarang ini sedang bersinarnya dan saya juga sibuk chatting. Sampai juga di depan Mayestik beberapa orang turun secara bergerombol. Saya yang masih asik chatting. Tiba-tiba dikagetkan oleh Hanni, "Ma, ma keanya kita harus turun deh sekarang" kata dia dengan panik. "Emang kenapa hann,kita kan masih jauh masih ke Lebak Bulus" kata saya dengan terheran-heran. Bus itu kemudian menstarter lagi mesinnya pertanda siap berangkat. Saya kemudian bertannya ke Hanni "Emang kenapa deh Hann?" "Lo,tau kan sebelahnya Nurul yang tadi itu copet Ma" kata dia dengan berbisik. "Serius lo Hann? keanya dia gatau deh kalo kita tau dia copet". Bapak-bapak itu pas sekali duduk di depan saya dan Hanni,di sebelah bapak-bapak yang kami rasa sebagai copet itu duduk ibu yang sepertinya habis pulang dari kantor. satu pesan sms masuk ke hp saya, itu dari Nurul. Isi nya kurang lebih,"Ima,lo sama Hanni ati-ati ya tadi yang depan lo itu copet. Gue nyaris aj kecopetan". Ternyata Hanni sempat melihat gelagat copet itu yang sempat ingin merogoh tas teman saya. Namun ia langsung menangkis dan bilang "Ngapain lo?". Yang saya bingung dari copet itu kenapa ia dengan teganya ingin mengambil sesuatu dari anak yang terlihat kurang mendukung penampilannya. Benar-benar waktu itu kami sudah lelah dan lepek. Keanya sama sekali tidak mendukung, Baju kotor,sepatu kotor,dan rambut juga kotor. Pada saat sudah sampai di Gandaria ibu sebelah bapak itu turun. Pda saat ingin turun dengan sigapnya bapak itu mulai merogoh-rogoh tas ibu itu dengan memanfaatkaan kelengahan Ibu itu. Hanni dan saya yang melihat langsung shock,"Astagfirullah" sebut saya. Kemudian Hanni melapor ke Bapak yang duduk di sebelahnya, "Pak, itu copet" kata Hanni. "Mana copet?" Kemudian Hanni dan Bapak depannya itu sempat beradu mulut. "Saya lihat sendiri tadi Bapak rogoh-rogoh tas ibu itu" kata Hanni dengan suara yang sedikit bergetar. "Kau ini berani-berani menduduh saya untung kau ini cewek,kalo cowok sudah habis kau" kata dia dengan tak kalah geram. Saya cuman terpaku diam masih bingung. Saya cuman membaca surat pendek dan ayat kursi. Takut juga waktu itu, kalo saya bilang Hanni termasuk orang yang berani:) Dari belakang tiba-tiba ada tiga orang yang kemudian berkata "Ada apa ini ada apa" kata salah satu orang diantara mereka "Ini aku dikata ingin mencopet" kata Bapak itu seakan mengadu layaknya seorang prajurit yang telah skakmat."Hay dek jangan kau sembarangan menuduh orang yang macam-macam" kata salah satu diantara mereka. Hanni kemudian membalas "Saya lihat sendiri bapak ini ngerogoh-rogoh tas ibu itu,temen saya juga ada yang sempet mau dicopet" Saya dan Hanni langsung memeluk tas kami.Kemudian Bapak itu turun diikuti tiga orang tadi yang saya pikir mereka adalah segerombolan tukang copet "Malaslah saya orang saya tidak mau mencopet dituduh seperti itu". Setelah bapak itu turun seisi bis ramai. Ternyata di falam bis bannyak juga yang sudah mengenali bahwa mereka kawanan copet. Tapi mereka diam saja. Mungkin maksud mereka ingin meyelamatkan diri masing-masing. Seteah itu ada ibu-ibu yang mulai menceritakan tentang pengalaman pribadi mereka bertemu tukang cope sambil sedikit diselingi nasihat. "Berani banget lo han gokil:) kaget gue" kata saya "Ngapain orang salah dibelain" kata Hanni kemudian. Itu benar-benar menegangkan sesudah copetnya keluar aj saya masih deg-degan hehe.
Langganan:
Postingan (Atom)